Minggu, 11 Mei 2014

TEORI-TEORI YANG MEMPENGARUHI MODEL KEBIDANAN



TEORI-TEORI YANG MEMPENGARUHI MODEL KEBIDANAN
1.Teori Reva Rubin mengenaui pencapaian peran ibu(attainment of maternal role)
Rubin  adalah seorang nurse-midwife dari Amerika yang penelitiannya memberi pengaruh besar dalam asuhan kehamilan dan pos partum.Tujuan dari riset Rubin adalah mengidentifikasikan bagaimana wanita tersebut mampu mengambil peran ibu dan hal apa saja yang dapat membantu atau menghambat / memberi efek negatif terhadap pencapaian peran tersebut.
Teori ini sangat berarti pula bagi calon ibu untuk mempelajari peran yang akan dialaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan dalam kehamilan dan setelah melahirkan .
Peran di peroleh melalui proses pembelajaran yang mencpai melalui suatu rangkaian  aktivitas.
Perubahan yang umumnya terjadi pada wanita waktu hamil adalah :
a.       Ibu cendrung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan nya perkembangan janinnya
b.      Ibu memerlukan sosialisasai
Tahap-tahap psikososial  yang bisa di lalui oleh calon ibu dalam mencapai peran nya :
·         Anticipatory stage { seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan Anak yang lain}
·         Honeymoon stage{ ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang di jlaninya . pada tahap ini ibu memerlukan bantuan dari anggota keluarga yang lain nya }
·         Plate stage { ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai sorang ibu. Tahap ini memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu melanjutkan sendiri .
Disengangement{ merupakan tahap penyelesaian yang mana latihan peran sudah berakhir}.                                                                                                                                                                                                                                                                         
Identitas ibu di capai dengan suatu proses dari aktivitas Taking on ,taking in dan taking Go
a.       Aktifitas taking go : Mimicry/meniru dan bermain peran /role play
b.      Aktifitas taking in : Fantasi dan introyeksi – proyeksi- rejeksi
Aktifitas letting go:grief –work

Adaptasi psikososial post partum oleh Rubin ada 3 fase/priode: 
a.       Priode taking in ( 1-2 setelah melahirkan ) .
b.      Priode taking hold ( 2-4 hari setelah melahirkan).
c.       Priode letting go   .

Teori Ramona Mercer  ( Ramona menjelaskan srtres antepaertumdan pencapaian peran ibu).
Efek stres antepartum
Riset Mercer dkk mejelaskan tentang efek anterpartum terhadap pungsi keluarga sebagai suatu keutuha ,fungsi pasangan indivdual( hubungan timbal balik ibu-ayah ibu-bayi ,ayah-bayi ) dalam keluarga ,dan sattus kesehatan sebagai variabel dependen/bebas).
Mercer kemudian mempresentasikan 3 model yang mendukung antara hubungan variabel independen dengan dependen di atas,yaitu;
a.       10 hubungan setres antepartum dengan individu
b.      Hubungan stres antepartum dengan individual
c.       Hubungan stres anterpartum dengan fungsi kluarga .
Dalam penelitiannya Mercer menemukan variabel” yang mempengaruhi pencapaian peran ini,wanita dalam pencapaian peran ibu di pengaruhi oleh faktor”;
a.       Faktor  ibu :
1.Umur ibu pada waktu melahirkan.
2.Persepsi ibu pada waktu melahirkan pertama kali
3. stres sosial
4. memisahkan  ibu dan anak secepat nya
5.dukungan social /suprrot sosial
6. konsep diri
7. sifat pribadi
8. sikap terhadap membesarkan anak
9. status kesehatan anak
b. Faktor bayi
1. temperamen
2. kesehatan bayi
c. Faktor-faktor lainnya
1. Latar belakang entik
2. Status perkawinan
3.Status ekonomi
Faktor sosial suprrot yang di maksudkan Mercer ada 4 jenis ,yaitu:
a.       Emotional suprrot ,yaitu perasaan mencintai ,penuh perhatiaan percaya dan mengerti
b.      Information suprrot ,yaitu memberi informasi yang sesuai dengan kebutuhan ibu sehingga dapat membantu ibu untuk menolog dirinya
c.       Physical supprot,yaitu misalnya membantu ibu merawat bayi dan memberikan tambahan dana .
d.      Appraisal suprrot,yaitu informasi tentang seharusnya iya melakukan peran nya ini .Hal ini memungkinkan individu mamapu mengevaluasi dirinya sendiri dalam penampilan /pencapaian peran ibu .
Pada masa post partum Mercer mempresentasikan suatu model peran ibu selamatahun pertama yang terdiri dari:
a.       Physical recovery phase ( lahir -1 bulan )
b.      Achievement phase ( 2-4 atau 5 bulan )
c.       Disruption phase( 6-8 bulan )
d.      Reorganization pahse (8-12 bulan )

Sabtu, 10 Mei 2014

DESINFEKTAN



DESINFEKSI
Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada objek yang tidak hidup dengan pengecualian pada endospora bakteri.Desinfeksi juga dikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh kuman patogen dan apatogen tetapi tidak dengan membunuh spora yang terdapat pada alat perawatan ataupun kedokteran.
Desinfeksi dilakukan dengan menggunakan bahan desinfektan melalui cara mencuci ,mengoles , merendam dan menjemur dengan tujuan mencegah terjadinya infeksi, dan mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai.
kriteria Desinfeksi yang ideal adalah :

1.   Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar
2.   Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organic, pH, temperature dan kelembaban
3.   Tidak toksik pada hewan dan manusia
4.   Tidak bersifat korosif
5.   Tidak berwarna dan meninggalkan noda
6.   Tidak berbau
7.   Bersifat biodegradable / mudah diurai
8.   Larutan stabil
9.   Mudah digunakan dan ekonomis
10.       Aktivitas berspektrum luas
Dalam proses desinfeksi sebenarnya dikenal dua cara yaitu cara fisik ( pemanasan ) dan cara kimia ( penambahan bahan kimia ).

B.  MACAM-MACAM DESINFEKTAN
1.   Alkohol
Etil alcohol atau propel alcohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi untuk mendesinfeksi permukaan.
2.   Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang popular pada kedokteran gigi , baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi . Aldehid merupakan desinfektan yang kuat.
Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan.
3.   Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptic kontrok plak.
4.   Fenol
Larutan jernih tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organic.Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah.Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini , banyak digunakan di Rumah Sakit dan laboratorium.
5.   Klorsilenol
Merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai antiseptic , aktivitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai desinfektan ( misalnya dettol ).

C.  CARA KERJA DESINFEKSI
Menurut  prosesnya :
1.   Denaturasi protein mikroorganisme
Perubahan strukturnya hingga sifat-sifat khasnya hilang.
2.   Pengendapan protein dalam protoplasma ( zat-zat halogen, fenol, alcohol, dan garam logam ).
3.   Oksidasi protein( Oksidanasia ).
4.   Mengganggu system dan proses enzim ( zat-zat halogen, alcohol ,dan garam logam ).
5.   Modifikasi dinding sel dan atau membran sitoplasma ( desinfektasi dengan aktivitas permukaan ).

CARA PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL



CARA PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL
Pembersihan yang rutin sangat penting untuk meyakinkan bahwa rumah sakit sangat bersih dan benar-benar bersih dari debu, minyak dan kotoran. Perlu diingat bahwa sekitar 90 persen dari kotoran yang terlihat pasti mengandung kuman. Harus ada waktu yang teratur untuk membersihkan dinding, lantai, tempat tidur, pintu, jendela, tirai, kamar mandi, dan alat-alat medis yang telah dipakai berkali-kali.
Pengaturan udara yang baik sukar dilakukan di banyak fasilitas kesehatan. Usahakan adanya pemakaian penyaring udara, terutama bagi penderita dengan status imun yang rendah atau bagi penderita yang dapat menyebarkan penyakit melalui udara. Kamar dengan pengaturan udara yang baik akan lebih banyak menurunkan resiko terjadinya penularan tuberkulosis. Selain itu, rumah sakit harus membangun suatu fasilitas penyaring air dan menjaga kebersihan pemrosesan serta filternya untuk mencegahan terjadinya pertumbuhan bakteri. Sterilisasi air pada rumah sakit dengan prasarana yang terbatas dapat menggunakan panas matahari.
Toilet rumah sakit juga harus dijaga, terutama pada unit perawatan pasien diare untuk mencegah terjadinya infeksi antar pasien. Permukaan toilet harus selalu bersih dan diberi disinfektan. Disinfektan akan membunuh kuman dan mencegah penularan antar pasien. Disinfeksi yang dipakai adalah:
1.                   Mempunyai kriteria membunuh kuman
2.                   Mempunyai efek sebagai detergen
3.                   Mempunyai efek terhadap banyak bakteri, dapat melarutkan minyak dan protein.
4.                   Tidak sulit digunakan
5.                   Tidak mudah menguap
6.                   Bukan bahan yang mengandung zat yang berbahaya baik untuk petugas maupun pasien
7.                   Efektif
8.                   Tidak berbau, atau tidak berbau tak enak


Perbaiki Ketahanan Tubuh
Di dalam tubuh manusia, selain ada bakteri yang patogen oportunis, ada pula bakteri yang secara mutualistik yang ikut membantu dalam proses fisiologis tubuh, dan membantu ketahanan tubuh melawan invasi jasad renik patogen serta menjaga keseimbangan di antara populasi jasad renik komensal pada umumnya, misalnya seperti apa yang terjadi di dalam saluran cerna manusia. Pengetahuan tentang mekanisme ketahanan tubuh orang sehat yang dapat mengendalikan jasad renik oportunis perlu diidentifikasi secara tuntas, sehingga dapat dipakai dalam mempertahankan ketahanan tubuh tersebut pada penderita penyakit berat. Dengan demikian bahaya infeksi dengan bakteri oportunis pada penderita penyakit berat dapat diatasi tanpa harus menggunakan antibiotika.



Ruangan Isolasi
Penyebaran dari infeksi nosokomial juga dapat dicegah dengan membuat suatu pemisahan pasien. Ruang isolasi sangat diperlukan terutama untuk penyakit yang penularannya melalui udara, contohnya tuberkulosis, dan SARS, yang mengakibatkan kontaminasi berat. Penularan yang melibatkan virus, contohnya DHF dan HIV. Biasanya, pasien yang mempunyai resistensi rendah eperti leukimia dan pengguna obat immunosupresan juga perlu diisolasi agar terhindar dari infeksi. Tetapi menjaga kebersihan tangan dan makanan, peralatan kesehatan di dalam ruang isolasi juga sangat penting. Ruang isolasi ini harus selalu tertutup dengan ventilasi udara selalu menuju keluar. Sebaiknya satu pasien berada dalam satu ruang isolasi, tetapi bila sedang terjadi kejadian luar biasa dan penderita melebihi kapasitas, beberapa pasien dalam satu ruangan tidaklah apa-apa selama mereka menderita penyakit yang sama.
Cara Pencegahan Infeksi Nosokomial
Dengan menggunakan Standar kewaspadaan terhadap infeksi, antara lain :
1.      Cuci Tangan
2.      Setelah menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi dan bahan terkontaminasi.
3.      Segera setelah melepas sarung tangan.
4.       Di antara sentuhan dengan pasien.
5.       Sarung Tangan
6.       Bila kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, dan bahan yang terkontaminasi.
7.       Bila kontak dengan selaput lendir dan kulit terluka.
8.        Masker, Kaca Mata, Masker Muka
.      
Mengantisipasi bila terkena, melindungi selaput lendir mata, hidung, dan mulut saat kontak dengan darah dan cairan tubuh.
1..    Baju Pelindung
2.     Lindungi kulit dari kontak dengan darah dan cairan tubuh
Cegah pakaian tercemar selama tindakan klinik yang dapat berkontak langsung dengan darah atau cairan tubuh
1...     Kain
2..     Tangani kain tercemar, cegah dari sentuhan kulit/selaput lendir
3.      Jangan melakukan prabilas kain yang tercemar di area perawatan pasien
4..      Peralatan Perawatan Pasien
       Tangani peralatan yang tercemar dengan baik untuk mencegah kontak langsung dengan kulit atau selaput lendir dan mencegah kontaminasi pada pakaian dan lingkungan
1.    Cuci peralatan bekas pakai sebelum digunakan kembali
2..    Pembersihan Lingkungan

            Perawatan rutin, pembersihan dan desinfeksi peralatan dan perlengkapan dalam ruang perawatan pasien
1.      Instrumen Tajam
2.      Hindari memasang kembali penutup jarum bekas
3.      Hindari melepas jarum bekas dari semprit habis pakai
4.      Hindari membengkokkan, mematahkan atau memanipulasi jarum bekas dengan tangan
     
 Masukkan instrument tajam ke dalam tempat yang tidak tembus tusukan
1..      Resusitasi Pasien
2.      Usahakan gunakan kantong resusitasi atau alat ventilasi yang lain untuk menghindari kontak langsung mulut dalam resusitasi mulut ke mulut
3.      Penempatan Pasien
4.     Tempatkan pasien yang mengontaminasi lingkungan dalam ruang pribadi / isolasi